Twitter Updates

    follow me on Twitter

    Sunday, October 28, 2007

    Disini saya masukkan artikel sahabat saya Saudara Mukhlis yang merupakan
    Ketua Persatuan Pelajar Indonesia Universiti Malaya (PPI-UM) dan juga
    Mahasiswa Master Akademi Pengajian Islam, Syari’ah Dan Ekonomi.

    Sipnosis : Di Indonesia Mahasiswa Takut Dengan Dosen,Dosen Takut Dengan Dekan, Dekan Takut Dengan Rektor, Rektorr Takut Dengan Mentri , Mentri Takut Dengan Presiden , Presiden Takut Dengan Mahasiswa

    Mahasiswa Beridealisma Masa Depan Negara.

    Gerakan Mahasiswa Dan Kebangkitan Gerakan Sosial

    A.Gerakan Mahasiswa dan Gerakan Sosial Baru.

    Industriliasasi yang diringi dengan munculnya kelompok menengah dikawasan Asia Tenggara telah melahirkan optimisma baru tentang lahirnya civil society (masyarakat madani) Jika diletakkan dalam kerangka modernisasi dan industrialisasi , masyarakat juga mengalami masa dinamika transisi . Jika didataran Eropa dan Amerika ada konvergensi antara dinamika masyarakat transisi dan perkembangan modenitas serta industrialisasi dikawasan Asia Tenggara yang terjadi adalah tidak kesimbangan antara perkembangan wacana budaya dan tuntutan industri serta perkembangan teknologi.

    Sebenarnya perubahan yang terjadi dalam masyarakat biasa dipilah dalam tiga dimensi perubahan social, iaitu dimensi perubahan sruktural , culture dan interaksional

    Dalam memahami arah perkembangan politik Indonesia ,telah terjadi suatu sakralisasi terhadap idiologi dan politik sebagai sesuatu yang tidak boleh dipersoalkan lagi. Masyarakat berada dalam sebuah tatanan (keadaan) yang bisu kerana tidak diperkenankan melakukan diskusi dan pengembangan wacana seputar idiologi dan politik. Kerana itu , dipakailah konsep massa mengambang sebagai pelengkap(objek) dari pengenalan pembangunan yang bertumpu proses modenisasi .Dengan demikian Negara telah memainkan peranannya untuk memonopoli kebenaran (monopoly of truth)

    Dengan dasar kehidupan Negara dan masyarakat yang timpang seperti ini , perkembangan dibidang teknologi dan ekonomi mengakibatkan tercabutnya masyarakat dari akarnya .Pada kondisi seperti ini ,umumnya masyarakat memiliki empat pola dalam berfikir iaitu: a.Tumbuhnya Reifikasi b. Manipulasi, c. Fragmentasi dan d . Individualisasi.

    Reifikasi adalah merupakan suatu anggapan bahawa segala sesuatu harus boleh diwujudkan dalam bentuk lahiriyah dan boleh diukur secara kuantatif. Kepuasan baru timbul apabila orang dihadapkan para barang material, angka, statistic , tingkah laku lahiriyah, rupa, suara ,ucapan dan lain-lainnya. Gejala reifikasi ini dalam perkembangannya akan melahirkan bentuk-bentuk materialisma (pengenalan hanya pada benda) dan legalisma , formalisma dan ritualisma

    Manifulatif, adalah suatu yang am dalam dunia moden . Kemajuan teknologi dan keperluan manusia yang semakin berbeza menimbulkan berbagai bentuk manipulasi keinginan manusia yang bertumpu pada kepuasan keperluan manusia yang tidak ada batasnya. Pola hidup komsumtif dan Hedonis adalah sesuatu yang sangat berhubungankait dengan fungsi manifulatif dari media massa dan teknologi.

    Fragmentasi terjadi ketika dalam suatu masyarakat terjadi suatu sistem pembagian kerja yang sangat terspesialisasi sehingga manusia menjadi menyatu dengan identiti sempitnya dan ,meninggalkan identiti sosialnya. Impaknya , manusia hanya dianggap sebagai kumpulan manusia dengan kotak-kotak jabatan, kedudukan, keahlian tidak memperibadi atau impresional . Dibalik penghargaan yang terlalu berlebihan terhadap profesi , keahlian dan jabatan, martabat manusia yang seharusnya mendasari penghargaan itu semakin ditinggalkan.

    Individualisasi terjadi manakala manusia merenggangkan ikatan dirinya dengan masyarakatnya.Peranan individu menjadi dominant (menonjol) dalam kehidupan masyarakat. Keadaan seperti ini mendorong tumbuhnya sikap individualisma dan egoisma yang tidak sihat. Individualisma mempunyai kepercayaan terhadap kemampuan dirinya dalam berprestasi dan berinisiatif menyebabkan hidupnya hanya mementingkan diri nya sendiri tidak peka (tanggap) terhadap nilai-nilai kemanusiaan condong bertindak serakah dan destruktif.

    B.Demokratisasi dan Gerakan Mahasiswa

    1.PerjalananPergerakan Mahasiswa

    Istilah gerakan mahasiswa menjadi sangat popular setelah terjadi sebuah fenomena momentul ditahun 1998 . Meskpun pada masa sebelumnya gerakan mahasiswa juga pernah aktif mempelopori perubahan pada tahun 1965, Keberkesan yang timbul menjadi sangat berbeza. Ada sebuah konteks yang secara signifikan (yang mendasar) membezakan gerakan mahasiswa di masa 1960-an dengan yang terjadi di masa 1990-an. Dalam bingkai sejarah, gerakan mahasiswa pernah menjadi sebahagian gerakan pemuda Indonesia. Mahasiswa pernah menjadi salah satu bagian dari gerakan pemuda sebagaimana dilukiskan sebagai sosok yang paling dinamis ini, posisi pemuda yang didalamnya termasuk mahasiswa, tidak boleh dipisahkan dengan perjuangan bangsa, sejak terjadinya kebangkitan pemuda 1908 Pemuda adalah pelopor (penggerak) pada zamannya. Pada masa kebangkitan Nasional pemuda adalah bahagian dari pendobrak cara pandang kegelapan dengan cara mengadopsi cara fikir “auflklarasi” dalam dunia moden.

    Posisi pemuda dan mahasiswa pasca 1908 adalah timbulnya generasi gerakan ditahun 1966 yang diyakini dan menjatuhkan Rezim Orde Lama (ORLA) dan menggantikannya den Rezim Orde Baru (ORBA). Kemudain gerakan mahasiswa angkatan 78 muncul sebagai kekuatan yang menolak usaha- usaha di politisisasi dengan lahirnya NKK( Normalisasi Kehidupan Kampus ) BKK (Badan Koordinasi Kampus).Dengan melalui SK Pangkopkamtib N0: SKEP-02/KOKAM/I/1978 melakukan pembekuan kegiatan Dewan Mahasiswa Universitas/ Perguruan Tinggi /Institut seluruh Indonesia. Juga di perkuat lagi SK Mendikbud N0. 0156/U/ Tentang 19 April 78 . Sementara itu angkatan 1980-an muncul generasi gerakan yang kritis dengan mengembangkan wacana-wacana yang berbeza dengan yang dikembangkan Negara.Generasi 80-an ini tidak memunculkan gerakan masif, tetapi intensif dalam kelompok- kelompok diskusi dan LSM (Lembaga Swadaya Masyarakat) yang bekerja langsung dengan masyarakat.

    Berkaitan dengan kesukseskan mahasiswa pada angkatan 98 ini , disedari oleh banyak pihak bahawa keberhasilannya tidak pernah terwujud jika tidak disokong oleh elemen-elemen lainnya yang bersama-sama melakukan perubahan. Ertinya dalam kata lain ada sebuah kematangan structural yang mengakibatkan posisi gerakan mahasiswa menjadi penting dan berhasil melakukan perubahan .

    Munculnya gerakan mahasiswa yang telah berhasil melakukan perombakan dan perubahan sangat memungkinkan dengan adanya kondisi yang semakin hari semakin parah, sehingga masyarakat berada pada titik paling parah dan sudah tidak memiliki pilihan lain kecuali harus bangkit dan melakukan perlawanan demi suatu perubahan. Gerakan tersebut sebenarnya adalah ungkapan Idealisma mereka akan suatu fakta sejarah masyarakat yang dihadapinya, sehingga terbit suatu bentuk kolektivitasma yang kuat dan mengakar dalam semangat untuk melakukan perubahan

    Pertanya ktritis terhadap predikat gerakan mahasiswa ini muncul kerana unsure inti gerakan dari gerakan mahasiswa anggkatan 98 sudah bahagian gerakan semesta rakyat Indonesia . Ertinya bangunan pradigma yang dipasangi oleh para tokoh inti gerakan mahasiswa cara pandang yang tidak lagi memisahkan mahasiswa dari rakyat, sebagaimana rezim Orde Baru berkuasa sengaja diciptakan jarak yang sangat jauh.

    Gerakan mahasiswa angkatan 98 yang lahir dan generasi angkatan 80 telah akrab dengan rakyat sebagai basis pengorganisasian mereka. Pertama kelompok-kelompok studi yang tumbuh subur di masa 1980-an adalah bahagian yang tidak dapat dipisahkan dari proses penyatuan gerakan mahasiswa dengan gerakan rakyat. Dalam kelompok-kelompok studi inilah wacana-wacana yang menantang arus pemberangusan oleh rezim odre baru dibangun dan ditanamkan serta di sosialisasikan baik ditahap mahasiswa mahupun tahap gerakan rakyat pada ammya.

    Wacana homogeni tandingan (counter hegemony). Inilah yang membangkitkan kesadaran diantara massa mahasiswa dan massa rakyat pada umumnya dalam melakukan perlawanan terhadap rezim otoriter orde baru.

    Dengan demikian muncul terminologi yang semakin berkembang antara gerakan mahasiswa ,gerakan pemuda dan gerakan rakyat . terminologi terakhir ini muncul dan actual fenomena gerakan angkatan 98. Dan inilah cirri khas yang membezakan gerakan98 dengan angkatan sebelumnya

    2. Reformasi Mei 1998

    Reformasi Mei 1998, terutama setelah turunnya Soeharto dari kekuasaan otoriternya membawa impak yang menyebabkan nuansa ketidakpastian. Jika masa sebelumnya mahasiswa memiliki satu visi untuk menurunkan Soeharto, setelah itu justeru muncul berbagai cara pandang yang memunculkan tipologi perbezaan dari masing-masing kelompok kesatuan aksi .

    Gerakan mahasiswa sedang mengalami metamorfosa dari yang dulu sangat lekat dengan kendali Negara menjadi suatu yang bebas tanpa aturan . Impak negatifnya adalah bahawa semua pelbagai idiologi dan kepentingan menjadi bebas melakukan intervensi baru yang sedang dibangun oleh gerakan mahasiswa yang hingga , setelah robohnya Soeharto belum jelas benar bentuknya seperti apa

    Pelbagai identiti gerakan ini tidak boleh dilepaskan dari organ gerakan yang berhasil dibangun sebagai alat pengorganisasian massa. Sewaktu gerakan reformasi mulai menampakkan sosoknya dipermukaan. Muncullah kelompok-kelompok seperti, KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia ) HAMMAS ( Himpunan Aksi Mahasiswa Muslim Antar Kampus) HMI ( Himpunan Mahasiswa Islam) ada juga mahasiswa yang bernamakan FORKOT (Forum Kota) FAMRED (Front Aksi Mahasiswa untuk Reformasi dan Democraty ) Selain itu masih ada elemen yang bernama LMND (Liga Mahasiswa Nasional Democraty) FORBES ( Forum Bersama) masih banyak yang lain.

    Momentum krisis yang dirasakan semakin menekan kehidupan rakyat menjadi salah satu factor sangat signifikan (mendasar) yang meradikalisasi massa mahasiswa . Pada bulan Februari 1998 jumlah aksi demonstrasi mahasiswa menunjukan intensitas yang meningkat . Tercatat bahawa selama bulan Februari terjadi 49 aksi diseluruh Indonesia . Maret 1998 terjadi ledakan demonstrasi secara berterusan. Selama bulan Maret terjadi 247 aksi iaitu di Surabaya 35 aksi , Ujung Pandang 32 Aksi Bandung 28 aksi Yogyakarta 25 aksi Solo 29 aksi malang 17 aksi dan Semarang 16 aksi selain itu juga terjadi dikota-kota kecil seperti Tegal, ,Unggaran , Wonosobo , Saltiga , Jombang dan Jember

    3.Gerakan Mahasiswa Masa Depan

    Pada titik ini gerakan mahasiswa berada pada sebuah kekosongan kewujudannya.Setelah mengalam masa-masa perjuangan yang luas. Secara dratis ada kecondongan yang terus menurun. Dilihat dari impak yang dihasilkan. Kewujudan mahasiswa dapat dikatakan kehilangan jatidirinya . Namun dilihat dari konteksnya gerakan mahasiswa memang tengah berada pada setuasi yang tidak menguntungkan dengan adanya perubahan secara eksternal mahupun pergeseran yang bersifat internal.

    Jika pada tahun 1998-1999 kewujudannya gerakan mahasiswa pada puncaknya memang kerana kondisi objektif tengah menyeret nya pada puncak kewujudannya. Ada sebuah tantangan objektif yang yang maha besar, sehingga pelbagai kontradiksi yang bersifat mikro dan internal menjadi terkuras pada titik yang terendah . Baru pada saat tantangan objektifnya mulai menyurut yang mencapai klimaksnya (punca) pada saat turunya Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya

    MEMPERTEGAS PERAN DAN FUNGSI MAHASISWA

    MAHASISWA selalu menjadi bahagian dari perjalanan sebuah bangsa. Roda sejarah demokrasi selalu menyertakan mahasiswa sebagai pelopor, penggerak, bahkan sebagai pengambil keputusan. Hal tersebut telah terjadi di pelbagai negara di dunia, baik di Timur mahupun di Barat.

    Pemikiran kritis, demokratis, dan konstruktif selalu lahir dari pola pikir para mahasiswa. Suara-suara mahasiswa kerap kali merepresentasikan dan mengangkat realiti sosial yang terjadi dimasyarakat. Sikap idealisma mendorong mahasiswa untuk memperjuangkan sebuah aspirasi pada penguasa, dengan cara mereka sendiri.

    Misalnya, sekelompok mahasiswa di Cirebon melakukan aksi unjuk rasa menolak kenaikan tarif air PDAM. Aksi tersebut merupakan contoh kecil dari cara penyampaian sikap gelisah yang dirasakan rakyat bawah. Bagi sebagian orang, issu kenaikan tarif air PDAM di daerah, mungkin dianggap tidak begitu penting dibandingkan dengan isu nasional lainnya.

    Namun bagi mahasiswa, setiap peristiwa dapat menjadi isu penting, karena mahasiswa memiliki sikap yang khas dalam memandang persoalan di sekitarnya. Sikap kritis yang dimiliki mahasiswa seringkali memiliki paralelisma dengan kondisi yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.

    Mahasiswa tidak bisa dilepaskan dari sejarah berdirinya bangsa Indonesia. Runtuhnya Orde Lama dan lahirnya Orde Baru tidak terlepas dari peran mahasiswa. Orde baru lahir dari sebuah harapan untuk perbaikan kehidupan politik, ekonomi, dan sosial. Namun, pelbagai pergerakan mahasiswa tetap menghiasi dan mewarnai cakrawala kehidupan berbangsa dan bernegara selama 32 tahun Orde Baru berkuasa.

    Ketidakpuasan mahasiswa terhadap moraliti penguasa politik pada saat Orde Baru, telah timbul pelbagai pergerakan melawan tembok kekuasaan yang sangat kuat. Sikap represif para penguasa Orde Baru menyebabkan banyak mahasiswa yang ditangkap, tindakan seperti ini seakan mengaborsi lahirnya pemikiran-pemikiran kritis mahasiswa ketika itu.

    Titik kulminasi pergerakan mahasiswa pada saat orde baru terjadi tahun 1998. Kontradiksi politik dan sosial selama Orde Baru telah menyulut gelombang perlawanan mahasiswa secara frontal. Di samping itu, hantaman kuat krisis ekonomi yang dialami bangsa Indonesia pada saat itu, telah membuat semua pihak menaruh mosi tidak percaya atas polisi penguasa.

    Idealisma mahasiswa yang terkubur selama 32 tahun telah mengalami kebangkitan pada bulan Mei 1998, yang ditandai oleh runtuhnya rezim Orde Baru. Pelbagai peristiwa tersebut membuktikan betapa mahasiswa telah menjadi bahagian yang tidak terpisahkan dari sejarah bangsa.

    Setelah reformasi digulirkan dan dijalankan oleh mahasiswa, Indonesia mendapatkan angin segar dalam pemerintahan. Kepemimpinan negara bergilir silih berganti, dari mulai B.J. Habibie hingga Susilo Bambang Yudhoyono. Masing-masing penguasa tentu saja telah, dan sedang memberikan yang terbaik bagi rakyatnya, namun dalam setiap periode pemerintahan tersebut sering kali terdengar suara-suara miring.

    Pemerintahan tersebut seakan lupa terhadap agenda-agenda reformasi yang dibuat tahun 1998. Pemerintah secara doktrinal-dogmatis memiliki otoriti untuk melakukan pembenaran terhadap polisi yang diambilnya pada saat itu. Melihat fenomena tersebut, timbul tanda tanya besar apakah Orde Baru benar-benar telah runtuh

    Pengontrol Reformasi

    Peran dan fungsi mahasiswa harus kembali dipertegas. Mahasiswa harus mampu mengawasi dan mengontrol reformasi secara utuh seperti saat mereka dan kelahirannya bulan Mei 1998. Pergerakan mahasiswa pada saat ini tampaknya memiliki perbezaan signifikan (mendasar) dengan mahasiswa tahun 1998, yang mempunyai keseragaman visi,iaitu reformasi.

    Keadaan tersebut tidak terlihat lagi pada masa kini, mahasiswa memiliki agenda dan garis perjuangan yang berbeda dengan mahasiswa lainnya. Sekarang ini mahasiswa menghadapi pluralitas gerakan yang sangat besar. Meski begitu, setidaknya mahasiswa masih memiliki idealisma untuk memperjuangkan nasib rakyat di daerahnya masing-masing.

    Mahasiswa sudah telanjur dikenal masyarakat sebagai agent of change, agent of modernization, atau ajen-ajen yang lain. Hal ini memberikan akibat logis kepada mahasiswa untuk bertindak dan berbuat sesuai dengan gelar yang disandangnya. Mahasiswa harus tetap memiliki sikap kritis, dengan mencoba menelusuri permasalahan sampai ke akar-akarnya.

    Dengan adanya sikap kritis dalam diri mahasiswa diharapkan akan timbul sikap korektif terhadap kondisi yang sedang berjalan. Pemikiran prospektif ke arah masa depan harus bersandar dalam pola pikir setiap mahasiswa. Sebaliknya, pemikiran konservatif (kaku, mengikuti kebiasaan yang ada) pro-status quo harus dihindari.

    Mahasiswa harus menyedari, ada banyak hal di negara ini yang harus diluruskan dan diperbaiki. Keperdulian terhadap negara dan komitmen terhadap nasib bangsa di masa depan harus dierti oleh mahasiswa ke dalam hal-hal yang positif. Tidak boleh dimungkiri, mahasiswa sebagai social control terkadang juga kurang mengontrol dirinya sendiri. Sehingga mahasiswa harus menghindari tindakan dan sikap yang dapat merusak status yang disandangnya, termasuk sikap hedonis-materialis yang banyak menghinggapi mahasiswa.

    Perubahan yang cepat dalam realiti politik dan sosial di negara ini menuntut sikap taktis dan strategi dari semua pihak, termasuk mahasiswa. Sikap ini tidak harus melalui gerakan-gerakan frontal dan radikal yang berlebihan, mengingat sekarang ini banyak muncul pandangan atau perkataan sinis terhadap mahasiswa, seperti mereka dibayar atau mereka ditunggangi.

    Karena itu, kepeRdulian dan nasionalisma terhadap bangsa dapat pula ditunjukkan dengan keseriusan menimba ilmu di bangku kuliah. Mahasiswa dapat mengasah keahlian dan spesialisasi pada bidang ilmu yang mereka pelajari di perguruan tinggi, agar dapat meluruskan berbagai ketimpangan sosial ketika terjun di masyarakat nanti

    Peran dan fungsi mahasiswa dapat ditunjukkan secara santun tanpa mengurangi esensi dan agenda yang diperjuangkan. Semangat mengawal dan mengawasi jalannya reformasi, harus tetap tertanam dalam jiwa setiap mahasiswa. Sikap kritis harus tetap ada dalam diri mahasiswa, sebagai agen pengendali untuk mencegah berbagai penyelewengan yang terjadi terhadap perubahan yang telah mereka perjuangkan. Dengan begitu, mahasiswa tetap menebarkan bau harum keadilan sosial dan solidariti kerakyatan

    Kesimpulan

    Mahasiswa merupakan elemen masyarakat, pergerakan mahasiswa merupakan sebuah pergerakan objektif terhadap pemerintahan yang tidak berpihak kepada kepentingan masyarakat secara menyeluruh . Dan juga mahasiswa merupakan sebagai masyarakat agent of change, agent of modernization. Tugas yang dipikul sebagai mahasiswa sangat berat dan itu merupakan tantangan untuk kebaikan dan perbaikan kedepan bagi bangsa dan Negara. Kehidupan kampus merupakan suatu alternative bagi mahasiswa boleh mengembangakan bakat dan minatnya kedepan . Justeru kerana itu mahasiswa adalah agen perubahan dan agen moden

    Setidaknya ada tiga tujuan yang dicapai mahasiswa dan social politik mahasiswa.Pertama tumbuhnya kebiasan dan tingkah laku demokratik yang dibangun dengan sikap mandiri dan konsisten , kebiasaan saling memberi dan menerima untuk mendapat kompromi dan kemampuan berkompromi berdasarkan analisis data. Kedua sasaran ini tumbuhnya kemampuan berorganisasi dalam kaitannya dengan masalah efektifitas kekuasaan , apapun level kekuasaan yang ditempati oleh seorang bekas mahasiswa.Ketiga adalah berkembangnya kemampuan mahasiswa untuk memahami kompleks permasalahan politik dan kemasyarakatan secara jernih , sehingga memungkinkan mereka membuat kebijaksanaan dan mengambil keputusan secara tepat dan demokratik dikemudian hari. Wassalam Selamat Berkarya dan Salam Jabat Erat Perjuangan

    No comments: